Minggu, 24 Desember 2017

Kutipan: Bumi Manusia (Tetralogi Buru)

Bumi Manusia
Pramoedya Ananta Toer
Lentera Dipantara 
Cetakan 17, Januari 2011


Sampul Depan Buku Bumi Manusia
Buku ke-1 dari Tetralogi Buku karya Pramoedya Ananta Toer
(sumber gambar: goodreads.com)



"...Kau harus berterimakasih pada segala yang memberimu kehidupan, kata Mama, sekalipun dia hanya seekor kuda."
-- Annelies Mellema, halaman 50


"Berbahagialah dia yang makan dari keringatnya sendiri, bersuka karena usahanya sendiri dan maju karena pengalamannya sendiri."
-- Nyai Ontosoroh, halaman 59



"Pendapat umum perlu dan harus diindahkan, dihormati, kalau benar. Kalau salah, mengapa dihormati dan diindahkan? Kau terpelajar, Minke, Seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak dalam pikiran apalagi dalam perbuatan. Itulah memang arti terpelajar itu."
-- Jean Marais, halaman 77


"Cinta itu indah, Minke, terlalu indah, yang bisa didapatkan dalam hidup manusia yang pendek ini."
-- Jean Marais, halaman 81


"Prasangkaku, bahwa parang dan tombak, dan ranjau Aceh, takkan mampu menghadapi senapan dan meriam, juga keliru. Orang Aceh punya cara berperang khusus. Dengan alamnya, dengan kemampuannya, dengan kepercayaannya, telah banyak kekuatan Kompeni dihancurkan. Aku heran melihat kenyataan ini. Mereka membela apa yang mereka anggap jadi haknya tanpa mengindahkan maut. Semua orang, sampai pun kanak-kanak! Mereka kalah, tapi tetap melawan. Melawan, Minke, dengan segala kemampuan dan ketakmampuan."
-- Jean Marais, halaman 87


"Manusia yang wajar mesti punya sahabat, persahabatan tanpa pamrih. Tanpa sahabat hidup akan terlalu sunyi."
-- Nyai Ontosoroh, halaman 101


"Hidup bisa memberikan segala pada barang siapa tahu dan pandai menerima."
-- Nyai Ontosoroh, halaman 105


Pramoedya Ananta Toer


"Harus adil sejak dalam pikiran, jangan ikut-ikutan jadi hakim tentang perkara yang tidak diketahui benar-tidaknya."
-- Jean Marais, halaman 105


"Kau harus selalu kelihatan cantik, Nyai. Muka yang kusut dan pakaian berantakan juga pencerminan perusahaan yang kusut-berantakan, tak dapat dipercaya.
-- Herman Mellema, halaman 133


"Dan setiap yang buruk tak pernah menarik."
-- Nyai Ontosoroh, halaman 133


"Sekali dalam hidup orang mesti menentukan sikap. Kalau tidak, dia takkan menjadi apa-apa."
-- Nyai Ontosoroh, halaman 139


"Cerita, ...., selamanya tentang manusia, kehidupannya, bukan kematiannya. Ya, biarpun yang ditampilkannya itu hewan, raksasa atau dewa atau hantu. Dan tak ada yang lebih sulit dapat difahami daripada sang manusia.... jangan anggap remeh si manusia, yang kelihatannya begitu sederhana; biar penglihatanmu setajam mata elang, pikiranmu setajam pisau cukur, perabaanmu lebih peka dari para dewa, pendengaranmu dapat menangkap musik dan ratap-tangis kehidupan, pengetahuanmu tentang manusia takkan bakal bisa kemput."
-- Nyai Ontosoroh, halaman 164


"Cerita tentang kesenangan selalu tidak menarik. Itu bukan cerita tentang manusia dan kehidupannya, tapi tentang surga, dan jelas tidak terjadi di atas bumi kita ini."
-- Nyai Ontosoroh, halaman 165


"Pada setiap awal pertumbuhan, semua hanya meniru. Setiap kita semasa kanak-kanak juga hanya meniru. Tetapi kanak-kanak itu pun akan dewasa, mempunyai perkembangan sendiri."
-- Tulisan dalam majalah yang diberikan Robert Mellema ke Minke, halaman 169


"Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya."
-- Minke, halaman 186


"Semua lelaki memang kucing berlagak kelinci. Sebagai kelinci dimakannya semua daun, sebagai kucing dimakannya semua daging."
-- Bunda, halaman 189


"Semakin tinggi sekolah bukan berarti semakin menghabiskan makanan orang lain. Harus semakin mengenal batas. Kalau orang tak tahu batas, Tuhan akan memaksanya tahu dengan caraNya sendiri."
-- Bunda, halaman 189


"Kan baik belum tentu benar, juga belum tentu tepat? Malah bisa salah pada waktu dan tempat yang tidak cocok?"
-- Miriam de la Croix, halaman 208


"Jangan ikut-ikut jadi hakim tentang sesuatu yang kau tak ketahui dengan pasti."
-- Jean Marais, halaman 272


"Kau terpelajar, cobalah bersetia pada katahati."
-- Jean Marais, halaman 274

This Earth of Mankind
Sampul Depan Novel Bumi Manusia versi Bahasa Inggris



"Kodrat ummat manusia kini dan kemudian ditentukan oleh penguasaannya atas ilmu dan pengetahuan. Semua, pribadi dan bangsa-bangsa akan tumbang tanpa itu. Melawan pada yang berilmu dan pengetahuan adalah menyerahkan diri pada maut dan kehinaan."
-- Tuan Assisten Residen Herbert de la Croix, halaman 285


"Dia bangga sebagai orang Jawa, dan itu baik selama dia punya perasaan hargadiri sebagai pribadi mau pun sebagai anak bangsa. Jangan seperti bangsanya pada umumnya, mereka merasa sebagai bangsa tiada tara di dunia ini bila berada di antara mereka sendiri. Begitu di dekat seorang Eropa, seorang saja, sudah melata, bahkan mengangkat pandang pun tak ada keberanian lagi."
-- Tuan Assisten Residen Herbert de la Croix, halaman 286


"Setiap lelaki yang beristri lebih dari seorang pasti seorang penipu, dan menjadi penipu tanpa semau sendiri."
-- Nenenda, halaman 302


"Setiap otodidak punya kegagalan menyolok."
-- Dokter Martinet, halaman 304


"Seniman besar, entah dia pelukis, entah apa, entah pemimpin, entah panglima perang, adalah karena hidupnya disarati dan dilandasi pengalaman-pengalaman besar, intensif: perasaan, batin atau badan. Tanpa pengalaman besar kebesaran seseorang khayali semata; kebesarannya dibuat karena tiupan orang-orang mataduitan."
-- Jean Marais, halaman 305


"Kau akan berhasil dalam setiap pelajaran, dan kau harus percaya akan berhasil, dan berhasillah kau; anggap semua pelajaran mudah, dan semua akan jadi mudah; jangan takut pada pelajaran apa pun, karena ketakutan itu sendiri kebodohan awal yang akan membodohkan semua."
-- Nenenda, halaman 310



"Kalian boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai deretan gelar kesarjanaan apa saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hewan yang pandai."
-- Magda Peters, halaman 313


"Tahu kau apa yang paling mengagumkan tentangnya? Dia berani menyatakan pendapat! Sekalipun belum tentu benar. Dia tak takut pada kekeliruan. Tabah, berani belajar dari kesalahan sendiri."
-- Magda Peters, halaman 348


"...cinta tak lain dari sumber kekuatan tanpa bandingan, bisa mengubah, menghancurkan atau meniadakan, membangun atau menggalang."
-- Dokter Martinet, halaman 373


"Kekeliruan dan kesalahan justru akan memperkuat kebenaran."
-- Dokter Martinet, halaman 375


"Kau seniman. Aku seniman. Setiap seniman menginginkan, mengimpikan puncak sukses. Sukses! Dan mengumpulkan tenaga, hanya untuk mempertahankan suksesnya - sukses yang menganiaya itu."
-- Jean Marais, halaman 391


"...semakin banyak bergaul semakin banyak pola persoalan, yang sebelumnya tak pernah kubayangkan ada, kini bermunculan seperti cendawan."
-- Minke, halaman 439


"Jangan lari dari persoalanmu sendiri, karena itu adalah hakmu sebagai jantan."
-- Bunda, halaman 440


"Aku tak pernah bersekolah, Nak, Nyo, tak pernah diajar mengagumi Eropa. Biar kau belajar sampai puluhan tahun, apa pun yang kau pelajari, jiwanya sama: mengagumi mereka tanpa habis-habisnya, tanpa batas sampai-sampai orang tak tahu lagi dirinya sendiri siapa dan dimana. Biar begitu memang masih lebih beruntung yang bersekolah. Setidak-tidaknya orang dapat mengenal bangsa lain yang punya cara-cara tersendiri dalam merampas milik bangsa lain."
-- Nyai Ontosoroh, halaman 500


"...seyogyanya pihak yang berkuasa bersikap lebih bijaksana menghadapi para ulama yang dihargai, dihormati, dimuliakan, dan didengarkan oleh para pemeluk Islam di daerah ini. Adalah berbahaya bermain-main dengan kepercayaan rakyat, jauh lebih berbahaya daripada mempermain-mainkan kawula yang tidak berdaya atau pun merampas hak-milik dan anak bini mereka."
-- Kommer, halaman 506


"...kita telah melawan, sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya."
-- Nyai Ontosoroh, halaman 535



***
End.
Lanjut buku ke-2 Tetralogi Buru: Anak Semua Bangsa


Note: untuk versi word atau pdf, silahkan kontak kami ya :)



1 komentar: