Bumi Manusia
Pramoedya Ananta Toer
Lentera Dipantara
Cetakan 17, Januari 2011
Sampul Depan Buku Bumi Manusia
Buku ke-1 dari Tetralogi Buku karya Pramoedya Ananta Toer
(sumber gambar: goodreads.com)
"...Kau
harus berterimakasih pada segala yang memberimu kehidupan, kata Mama, sekalipun
dia hanya seekor kuda."
-- Annelies
Mellema, halaman 50
"Berbahagialah
dia yang makan dari keringatnya sendiri, bersuka karena usahanya sendiri dan
maju karena pengalamannya sendiri."
-- Nyai
Ontosoroh, halaman 59
"Pendapat
umum perlu dan harus diindahkan, dihormati, kalau benar. Kalau salah, mengapa
dihormati dan diindahkan? Kau terpelajar, Minke, Seorang terpelajar harus juga
belajar berlaku adil sudah sejak dalam pikiran apalagi dalam perbuatan. Itulah
memang arti terpelajar itu."
-- Jean
Marais, halaman 77
"Cinta
itu indah, Minke, terlalu indah, yang bisa didapatkan dalam hidup manusia yang
pendek ini."
-- Jean
Marais, halaman 81
"Prasangkaku,
bahwa parang dan tombak, dan ranjau Aceh, takkan mampu menghadapi senapan dan
meriam, juga keliru. Orang Aceh punya cara berperang khusus. Dengan alamnya, dengan
kemampuannya, dengan kepercayaannya, telah banyak kekuatan Kompeni dihancurkan.
Aku heran melihat kenyataan ini. Mereka membela apa yang mereka anggap jadi
haknya tanpa mengindahkan maut. Semua orang, sampai pun kanak-kanak! Mereka
kalah, tapi tetap melawan. Melawan, Minke, dengan segala kemampuan dan
ketakmampuan."
-- Jean
Marais, halaman 87
"Manusia
yang wajar mesti punya sahabat, persahabatan tanpa pamrih. Tanpa sahabat hidup
akan terlalu sunyi."
-- Nyai
Ontosoroh, halaman 101
"Hidup
bisa memberikan segala pada barang siapa tahu dan pandai menerima."
-- Nyai
Ontosoroh, halaman 105
"Harus
adil sejak dalam pikiran, jangan ikut-ikutan jadi hakim tentang perkara yang
tidak diketahui benar-tidaknya."
-- Jean
Marais, halaman 105
"Kau
harus selalu kelihatan cantik, Nyai. Muka yang kusut dan pakaian berantakan
juga pencerminan perusahaan yang kusut-berantakan, tak dapat dipercaya.
-- Herman
Mellema, halaman 133
"Dan
setiap yang buruk tak pernah menarik."
-- Nyai
Ontosoroh, halaman 133
"Sekali
dalam hidup orang mesti menentukan sikap. Kalau tidak, dia takkan menjadi
apa-apa."
-- Nyai
Ontosoroh, halaman 139
"Cerita,
...., selamanya tentang manusia, kehidupannya, bukan kematiannya. Ya, biarpun
yang ditampilkannya itu hewan, raksasa atau dewa atau hantu. Dan tak ada yang
lebih sulit dapat difahami daripada sang manusia.... jangan anggap remeh si
manusia, yang kelihatannya begitu sederhana; biar penglihatanmu setajam mata
elang, pikiranmu setajam pisau cukur, perabaanmu lebih peka dari para dewa, pendengaranmu
dapat menangkap musik dan ratap-tangis kehidupan, pengetahuanmu tentang manusia
takkan bakal bisa kemput."
-- Nyai
Ontosoroh, halaman 164
"Cerita
tentang kesenangan selalu tidak menarik. Itu bukan cerita tentang manusia dan
kehidupannya, tapi tentang surga, dan jelas tidak terjadi di atas bumi kita
ini."
-- Nyai
Ontosoroh, halaman 165
"Pada
setiap awal pertumbuhan, semua hanya meniru. Setiap kita semasa kanak-kanak
juga hanya meniru. Tetapi kanak-kanak itu pun akan dewasa, mempunyai perkembangan
sendiri."
-- Tulisan
dalam majalah yang diberikan Robert Mellema ke Minke, halaman 169
"Duniaku
bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan
persoalannya."
-- Minke,
halaman 186
"Semua
lelaki memang kucing berlagak kelinci. Sebagai kelinci dimakannya semua daun,
sebagai kucing dimakannya semua daging."
-- Bunda,
halaman 189
"Semakin
tinggi sekolah bukan berarti semakin menghabiskan makanan orang lain. Harus
semakin mengenal batas. Kalau orang tak tahu batas, Tuhan akan memaksanya tahu
dengan caraNya sendiri."
-- Bunda,
halaman 189
"Kan
baik belum tentu benar, juga belum tentu tepat? Malah bisa salah pada waktu dan
tempat yang tidak cocok?"
-- Miriam
de la Croix, halaman 208
"Jangan
ikut-ikut jadi hakim tentang sesuatu yang kau tak ketahui dengan pasti."
-- Jean
Marais, halaman 272
"Kau
terpelajar, cobalah bersetia pada katahati."
-- Jean
Marais, halaman 274
"Kodrat
ummat manusia kini dan kemudian ditentukan oleh penguasaannya atas ilmu dan
pengetahuan. Semua, pribadi dan bangsa-bangsa akan tumbang tanpa itu. Melawan
pada yang berilmu dan pengetahuan adalah menyerahkan diri pada maut dan
kehinaan."
-- Tuan
Assisten Residen Herbert de la Croix, halaman 285
"Dia
bangga sebagai orang Jawa, dan itu baik selama dia punya perasaan hargadiri
sebagai pribadi mau pun sebagai anak bangsa. Jangan seperti bangsanya pada
umumnya, mereka merasa sebagai bangsa tiada tara di dunia ini bila berada di
antara mereka sendiri. Begitu di dekat seorang Eropa, seorang saja, sudah melata,
bahkan mengangkat pandang pun tak ada keberanian lagi."
-- Tuan
Assisten Residen Herbert de la Croix, halaman 286
"Setiap
lelaki yang beristri lebih dari seorang pasti seorang penipu, dan menjadi
penipu tanpa semau sendiri."
-- Nenenda,
halaman 302
"Setiap
otodidak punya kegagalan menyolok."
-- Dokter
Martinet, halaman 304
"Seniman
besar, entah dia pelukis, entah apa, entah pemimpin, entah panglima perang,
adalah karena hidupnya disarati dan dilandasi pengalaman-pengalaman besar,
intensif: perasaan, batin atau badan. Tanpa pengalaman besar kebesaran
seseorang khayali semata; kebesarannya dibuat karena tiupan orang-orang
mataduitan."
-- Jean
Marais, halaman 305
"Kau
akan berhasil dalam setiap pelajaran, dan kau harus percaya akan berhasil, dan berhasillah
kau; anggap semua pelajaran mudah, dan semua akan jadi mudah; jangan takut pada
pelajaran apa pun, karena ketakutan itu sendiri kebodohan awal yang akan
membodohkan semua."
-- Nenenda,
halaman 310
"Kalian
boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai deretan gelar kesarjanaan apa
saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hewan yang pandai."
-- Magda
Peters, halaman 313
"Tahu
kau apa yang paling mengagumkan tentangnya? Dia berani menyatakan pendapat!
Sekalipun belum tentu benar. Dia tak takut pada kekeliruan. Tabah, berani
belajar dari kesalahan sendiri."
-- Magda
Peters, halaman 348
"...cinta
tak lain dari sumber kekuatan tanpa bandingan, bisa mengubah, menghancurkan
atau meniadakan, membangun atau menggalang."
-- Dokter
Martinet, halaman 373
"Kekeliruan
dan kesalahan justru akan memperkuat kebenaran."
-- Dokter
Martinet, halaman 375
"Kau
seniman. Aku seniman. Setiap seniman menginginkan, mengimpikan puncak sukses.
Sukses! Dan mengumpulkan tenaga, hanya untuk mempertahankan suksesnya - sukses
yang menganiaya itu."
-- Jean
Marais, halaman 391
"...semakin
banyak bergaul semakin banyak pola persoalan, yang sebelumnya tak pernah
kubayangkan ada, kini bermunculan seperti cendawan."
-- Minke,
halaman 439
"Jangan
lari dari persoalanmu sendiri, karena itu adalah hakmu sebagai jantan."
-- Bunda,
halaman 440
"Aku
tak pernah bersekolah, Nak, Nyo, tak pernah diajar mengagumi Eropa. Biar kau
belajar sampai puluhan tahun, apa pun yang kau pelajari, jiwanya sama:
mengagumi mereka tanpa habis-habisnya, tanpa batas sampai-sampai orang tak tahu
lagi dirinya sendiri siapa dan dimana. Biar begitu memang masih lebih beruntung
yang bersekolah. Setidak-tidaknya orang dapat mengenal bangsa lain yang punya
cara-cara tersendiri dalam merampas milik bangsa lain."
-- Nyai
Ontosoroh, halaman 500
"...seyogyanya
pihak yang berkuasa bersikap lebih bijaksana menghadapi para ulama yang
dihargai, dihormati, dimuliakan, dan didengarkan oleh para pemeluk Islam di
daerah ini. Adalah berbahaya bermain-main dengan kepercayaan rakyat, jauh lebih
berbahaya daripada mempermain-mainkan kawula yang tidak berdaya atau pun
merampas hak-milik dan anak bini mereka."
-- Kommer,
halaman 506
"...kita telah melawan, sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya."
-- Nyai
Ontosoroh, halaman 535
***
End.
Lanjut buku
ke-2 Tetralogi Buru: Anak Semua Bangsa
Note: untuk versi word atau pdf, silahkan kontak kami ya :)
Note: untuk versi word atau pdf, silahkan kontak kami ya :)
Boleh minta pdf nya kak?
BalasHapus