Rabu, 07 Februari 2018

Kutipan Buku Disruption

DISRUPTION: Menghadapi Lawan-Lawan Tak Kelihatan dalam Peradaban Uber
Rhenald Kasali



"Disruption bermula dengan deception atau semacam penyangkalan--ketidakterimaan."
[p.xi]


"Yang kita perlukan adalah strategi untuk membaca 'where we are' dan 'where we are going to'."
[p.xii]


"...tak ada yang tak bisa diubah sebelum dihadapi."
[p.xxiv]


"Kita menghadapi suatu era baru--era disruption. Era ini membutuhkan disruptive regulation, disruptive culture, disruptive mindset, dan disruptive marketing."
[p.20]


"Dari metode manajemen Jepang yang marak sejak 1980 melalui total quality control, just in time, dan budaya perusahaan, kita memasuki era re-engineering (1980-an), lalu change (2000), dan transformasi. Kini manajemen pada awal abad ke-21 menuntut kita menghadapi disruption dengan agile management (ketangkasan).
[p.29]


Kutipan Buku Strategi Samudra Biru

Blue Ocean Strategy: Menciptakan Ruang Pasar tanpa Pesaing dan Menjadikan Persaingan Tidak Lagi Relevan
W. Chan Kim dan Renee Mauborgne
Penerjemah: Adi Toha
Penerbit: Noura Books
Cetakan I, Agustus 2016



"Persaingan tidak harus mendominasi pemikiran strategis. Ini menempatkan persaingan, bukan konsumen, di pusat strategi. Hasilnya, waktu dan perhatian perusahaan difokuskan untuk membandingkan para pesaing dan merespons langkah-langkah strategis mereka, ketimbang memahami bagaimana memberikan tambahan nilai kepada para pembeli dan ini tidaklah sama."
[p. xvii]


"Berhentilah melihat persaingan. Lakukan inovasi nilai dan biarkan pesaing mengkhawatirkan Anda."
[p. xviii]


"Tidak ada perusahaan yang selalu unggul, begitu pula industri."
[p. xxvii]


"Strategi Samudra Biru berfokus pada meningkatkan permintaan dan menjauh dari persaingan."
[p. xxviii]


"Di dalam Blue Ocean kita harus memiliki visi, percaya pada visi tersebut, dan bekerja keras untuk meraihnya."
[p. xxx]


"...untuk berjaya pada masa depan, perusahaan harus berhenti bersaing satu sama lain. Satu-satunya cara untuk memenangi persaingan adalah berhenti berusaha memenangi persaingan."
[p. 3]


"Hal yang secara konsisten membedakan pemenang dari pecundang dalam menciptakan samudra biru adalah pendekatan strategi mereka.Perusahaan yang terperangkap dalam samudra merah mengikuti pendekatan konvensional, yakni berlomba-lomba memenangi persaingan dengan membangun posisi yang kukuh dalam tatanan industri yang ada. Para pencipta Samudra Biru, secara mengejutkan, tidak menggunakan persaingan sebagai acuan mereka. Sebaliknya, mereka mengikuti sebuah logika strategis berbeda yang kami sebut inovasi nilai. Inovasi Nilai merupakan landasan dari strategi samudra biru. Kami menyebutnya inovasi nilai karena alih-alih berfokus pada memenangi persaingan, Anda berfokus menjadikan persaingan itu tidak relevan dengan menciptakan lompatan nilai bagi pembeli dan perusahaan Anda. Dengan demikian, Anda membuka ruang pasar yang baru dan tanpa pesaing.
[p. 13]


"Inovasi Nilai memberikan penekanan yang setara pada nilai dan inovasi. Contoh: perusahaan yang berusaha menciptakan samudra biru mengupayakan diferensiasi dan biaya rendah secara bersamaan."
[p. 14]


"Penciptaan samudra biru adalah tentang upaya menekan biaya sambil meningkatkan nilai bagi konsumen. Beginilah bagaimana lompatan nilai bagi perusahaan dan konsumen dicapai. Karena nilai bagi konsumen berasal dari utilitas dan harga yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen, dan karena nilai bagi perusahaan itu dihasilkan dari harga dan struktur biayanya, Inovasi Nilai hanya tercapai ketika keseluruhan sistem kegiatan utilitas, harga, dan biaya perusahaan diselaraskan dengan benar."
[p. 18]


"Strategi samudra biru yang efektif harus berkaitan dengan meminimalkan risiko, bukan mengambil risiko."
[p.27]


"Untuk mengubah secara fundamental kanvas strategi suatu industri, Anda harus memulainya dengan mengarahkan kembali fokus strategi Anda dari pesaing ke alternatif, dan dari konsumen ke nonkonsumen dalam industri tersebut."
[p.32]


"Kerangka Kerja Empat Langkah:

  • Hapuskan: faktor apa saja yang sudah diterima begitu saja oleh industri?
  • Kurangi: faktor apa yang harus dikurangi hingga dibawah standar industri?
  • Tingkatkan: faktor apa yang harus ditingkatkan hingga diatas standar industri?
  • Ciptakan: faktor apa yang harus diciptakan, yang belum pernah ditawarkan oleh industri?
[p.34]


"Contohnya Casella Wines dengan [yellow tail] dalam industri anggur AS yang menawarkan: mudah diminum, mudah dipilih, serta keceriaan dan sensasi petualangan."
[p.38]


"Slogan utama [yellow tail]: anggur menyenangkan dan sederhana yang bisa dinikmati setiap hari."
[p.44]


"Prinsip pertama strategi samudra biru adalah merekonstruksi batasan-batasan pasar untuk menjauh dari persaingan dan menciptakan samudra biru."
[p.54]


"Kerangka kerja enam jalur, merupakan enam pendekatan dasar untuk membentuk ulang batasan-batasan pasar. Antara lain:
Jalur 1: mencermati berbagai industri alternatif
Jalur 2: mencermati kelompok-kelompok strategis dalam industri
Jalur 3: mencermati rantai pembeli
Jalur 4: mencermati penawaran produk dan jasa pelengkap
Jalur 5: mencermati daya tarik emosional atau fungsional pembeli
Jalur 6: mencermati waktu
[p.55]


"Jalur 1. Alternatif lebih luas daripada pengganti. Pengganti = bentuk beda, menawarkan fungsi dan manfaat inti yang sama. Alternatif = fungsi dan bentuk berbeda, tetapi tujuannya sama. Contohnya adalah restauran sebagai alternatif keluar malam dari bioskop."
[p.56]


"Jalur 2. Kunci menciptakan samudra biru dalam berbagai kelompok strategis adalah dengan memahami faktor-faktor apa saja yang menentukan keputusan konsumen untuk berpindah dari satu kelompok ke kelompok lain."
[p.65]


"Jalur 3. Novo Nordisk melihat bahwa ia bisa menjauh dari persaingan dan menciptakan samudra biru dengan mengubah fokus industri insulin selama ini pada dokter menjadi pada pengguna, yaitu pasien itu sendiri. Dengan menciptakan NovoPen, solusi suntik insulin pertama yang mudah digunakan, dirancang untuk menghilangkan kerepotan dan rasa malu akibat membawa insulin."
[p.73]


"Jalur 4. Nilai yang belum dijelajahi sering tersembunyi dalam produk dan jasa pelengkap. Kuncinya adalah mendefinisikan solusi total yang dicari pembeli ketika mereka memilih suatu produk atau jasa. Cara sederhana untuk melakukan itu adalah dengan memikirkan apa yang terjadi sebelum, selama dan sesudah produk Anda digunakan."
[p.77]


"Jalur 5. Industri berorientasi emosional menawarkan banyak kelebihan yang meningkatkan harga tanpa meningkatkan fungsionalitas. Menghilangkan kelebihan-kelebihan itu mungkin bisa menciptakan suatu model bisnis yang lebih sederhana dengan biaya dan harga lebih murah yang akan disambut hangat oleh konsumen. Di sisi lain, industri yang berorientasi fungsional sering kali bisa menyuntikkan nyawa baru pada produk-produk komoditas dengan menambahkan emosi dan, dengan melakukan itu, bisa merangsang permintaan baru."
[p.82]


"Jalur 6. Dengan memungkinkan orang-orang membeli lagu secara terpisah dan dengan secara strategis memberi harga yang masuk akal, iTunes memberi solusi pada satu masalah yang sering mengganggu konsumen: keharusan membeli satu CD penuh padahal mereka hanya menginginkan satu atau dua lagu di dalamnya."
[p.91]


"Teori bahwa setiap ide yang membutuhkan lebih dari sepuluh menit untuk dikomunikasikan adalah ide yang terlalu rumit untuk bisa dikatakan baik."
[p.108]


"Tiga tingkatan nonkonsumen:
Tingkat pertama: nonkonsumen "calon" yang ada di pinggir pasar Anda, menunggu untuk bergabung.
Tingkat kedua: nonkonsumen "yang menolak" yang secara sadar tidak memilih pasar Anda.
Tingkat ketiga: nonkonsumen "yang belum tereksplorasi" yang ada di pasar-pasar yang jauh dari pasar Anda."
[p.124]


"Rangkaian Strategis yang Benar dalam membangun Samudra Biru: Utilitas bagi Pembeli --> Harga --> Biaya --> Pengadopsian --> Ide Samudra Biru yang Layak Komersial"
[p.138]


"Enam Tahapan Siklus Pengalaman Pembeli:
Pembelian --> Pengiriman --> Penggunaan --> Pelengkap --> Perawatan --> Pembuangan"
[p.144]


"Tantangan utama dalam menentukan harga strategis adalah memahami sensitivitas harga dari orang-orang yang akan membandingkan produk dan jasa baru dengan berbagai produk dan jasa berpenampilan sangat berbeda yang ditawarkan di luar kelompok pesaing tradisional."
[p.151]




















Jumat, 26 Januari 2018

Seri Kepemimpinan Sejati John C. Maxwell

Seri Kepemimpinan Sejati John C. Maxwell Berbicara tentang Pemecahan Masalah dan Hukum Kepercayaan

Penerbit Interaksara


"Anda dapat mengukur seorang pemimpin dari persoalan-persoalan yang ditanganinya. Ia selalu mencari persoalan yang setara dengannya." 
-- John C. Maxwell, halaman 13


"Ukuran sukses bukanlah pada apakah Anda menghadapi suatu persoalan berat, melainkan pada apakah itu adalah persoalan yang sama yang Anda hadapi tahun lalu."
-- John Foster Dulles, halaman 13


"Para pemimpin yang efektif selalu bangkit menghadapi tantangan. Itulah salah satu hal yang membedakan pemenang dengan perengek. Sementara pengecer yang lain mengeluh tentang persaingan, para pemimpin efektif bangkit mengatasi berbagai persoalannya dengan kreativitas serta keuletan."
-- John C. Maxwell, halaman 20


"Apapun bidang yang ditekuni seorang pemimpin, ia pasti akan menghadapi banyak persoalan. Berbagai persoalan itu tak terhindarkan karena tiga alasan. Pertama, kita hidup di dunia yang semakin rumit serta semakin beragam. Kedua, kita berinteraksi dengan orang lain. Dan ketiga, kita tak mungkin mengedalikan semua situasi yang kita hadapi."
-- John C. Maxwell, halaman 20


"Para pemimpin yang memiliki kemampuan dalam memecahkan persoalan memperlihatkan lima kualitas: 
1. Mereka mengantisipasikan berbagai persoalan
2. Mereka menerima kebenaran
3. Mereka melihat gambaran besarnya
4. Mereka tangani satu persatu
5. Mereka pantang menyerah
-- John C. Maxwell, halaman 20


"Mayoritas orang melihat hambatannya; hanya sedikit yang melihat tujuannya; namun sejarah mencatat sukses yang belakangan, sementara yang pertama dilupakan orang."
-- Alfred Armand Montapert, halaman 23 


"Jangan pernah mencoba memecahkan persoalannya sekaligus -- suruhlah mereka antri satu per satu."
-- Richard Sloma, halaman 24


"Untuk meningkatkan kemampuan Anda memecahkan persoalan, lakukanlah hal berikut:
1. Carilah masalah
2. Kembangkanlah suatu metode. Cobalah proses TEACH berikut ini:
  • TIME (waktu) -- luangkanlah waktu untuk menemukan inti persoalannya.
  • EXPOSURE (pengalaman) -- cari tahulah apa yang dilakukan orang lain.
  • ASSISTANCE (bantuan) -- suruhlah tim Anda mempelajarinya dari berbagai sudut.
  • CREATIVITY (kreativitas) -- mintalah berbagai masukan tentang solusi-solusi yang mungkin.
  • HIT IT (seranglah) -- laksanakanlah solusi yang terbaik.
3. Kelilingilah diri Anda dengan orang-orang yang pandai memecahkan masalah
-- John C. Maxwell, halaman 27


"Hukum Kepercayaan: Orang percaya dulu kepada sang pemimpin, baru visinya."
-- John C. Maxwell, halaman 33


"Sang pemimpin menemukan impiannya baru pengikutnya. Pengikut menemukan pemimpinnya baru impiannya."
-- John C. Maxwell, halaman 39


"Orang takkan mengikuti tujuannya terlebih dulu. Mereka mengikuti pemimpin yang dapat dipercaya, yang melontarkan tujuan yang layak."
-- John C. Maxwell, halaman 42

Minggu, 14 Januari 2018

Kutipan Pramoedya Ananta Toer dalam Novel Tetralogi Buru

Kutipan Inspiratif Pramoedya Ananta Toer dalam Novel Tetralogi Buru
1. Bumi Manusia
2. Anak Semua Bangsa
3. Jejak Langkah
4. Rumah Kaca

Pramoedya Ananta Toer di Ruang Kerjanya












Senin, 01 Januari 2018

Kutipan: Rumah Kaca (Tetralogi Buru)

Rumah Kaca
Pramoedya Ananta Toer
Lentera Dipantara
Cetakan 9, September 2011

Sampul Depan Novel Rumah Kaca
Buku ke-4 dari Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer
(sumber gambar: goodreads)



"Menjadi perabot kekuasaan seperti ini, makin keatas makin besar mulut dan kuping hilang, makin kebawah makin besar kuping dan mulut hilang."
-- Jacques Pangemanann, halaman 37


"Betapa sederhana hidup ini sesungguhnya. Yang pelik cuma liku dan tafsirannya. Jutaan semut mati setiap hari terinjak kaki manusia. Ribuan juta serangga mati setiap detik karena diberantas manusia diladang-ladang pertanian. Jiwa-jiwa itu punah dan yang tersisa berbiak kembali dalam laju yang sangat derasnya. Juga manusia berjatuhan di medan-perang, sama dengan semut dan serangga. Juga yang tersisa berbiak kembali dalam laju yang sama derasnya. Mengapa mesti sentimental terhadap kematian? Hanya karena sejak kecil dipompakan dongeng tentang iblis, malaikat, neraka dan surga? Segalanya tafsiran semata dan tetap tinggal tafsiran. Jutaan manusia telah lenyap dari muka bumi, termasuk peninggalannya karena bencana alam lebar. Siapa akan sentimental? Mereka malah bersyukur karena sendiri tak terkenai."
-- Jacques Pangemanann, halaman 52


"Dua abad lebih mungkin lebih lama lagi orang juga sudah berselisih pikiran tentang makna hukum. Satu pihak menyumbar hukum untuk keselamatan umum, pihak lain bertahan hukum adalah alat mengendalikan umum. Dan berbelas makna lain. Yang paling tepat: hukum itu alat yang bisa dipergunakan pada waktu dibutuhkan dan cocok untuk memenuhi kebutuhan."
-- Jacques Pangemanann, halaman 53


"Hidup sungguh sangat sederhana. Yang hebat-hebat hanya tafsirannya."
-- Jacques Pangemanann, halaman 62


"Betapa mahal biaya keselamatan dan kesenangan sendiri. Orang-orang lain harus dijual dan dikurbankan untuknya."
-- Jacques Pangemanann, halaman 65



"Menumpas kejhahatan dari muka bumi, betapapun kecil adalah kebajikan."
-- Jacques Pangemanann, halaman 72


"...kekuasaan kolonial diatas bagian bumi mana pun jahat."
-- Jacques Pangemanann, halaman 97


"Seorang tanpa prinsip adalah sehina-hina orang, manusia setengik-tengiknya."
-- Jacques Pangemanann, halaman 99


"Jadilah orang-orang yang berhati murni, berprinsip, berpribadi, sebagaimana dicita-citakan peradaban Eropa. Jadilah manusia bebas dari pretensi dan ambisi."
-- Jacques Pangemanann, halaman 99


"Birokrasi di Hindia sama tengiknya dengan kekuasaan kolonial itu sendiri."
-- Jacques Pangemanann, halaman 109


"Cobalah temukan jawabannya: Apa sebab dengan kesempatan yang sama, dengan syarat-syarat alam yang sama, jumlah bangsa Jawa jauh lebih tinggi daripada bangsa-bangsa lain di Hindia? Mengapa Jawa punya latar belakang sejarah lebih panjang dan lebih kaya? Meninggalkan warisan-warisan kebudayaan lebih banyak, pada suatu kurun sejarah tertentu? Malahan dalam suatu jaman yang sama pernah melebihi bangsa-bangsa Eropa tertentu dalam bidang-bidang tertentu?"
-- Tuan L., halaman 123


"Mengapa Jawa bisa dikalahkan oleh Eropa? Pertama-tama karena bangsa ini mempunyai watak selalu mencari-cari kesamaan, keselarasan, melupakan perbedaan untuk menghindari bentrokan sosial. Dia tunduk dan taat pada ini, sampai kadang tak ada batasnya. Akhirnya dalam perkembangannya yang sering, ia terjatuh pada satu kompromi ke kompromi lain dan kehilangan prinsip-prinsip. Ia lebih suka penyesuaian daripada cekcok urusan prinsip."
-- Tuan L., halaman 125

Pramoedya Ananta Toer


"Memang dibutuhkan waktu untuk mempelajari garis-garis pokok pemikiran dalam wayang. Mengerti wayang adalah mengerti sejarah pandangan hidup dan pandangan dunia manusia Jawa. Menguasai pewayangan sebagai subjek, berarti menguasai manusia Jawa. Ini salah satu dasar untuk jadi ahli kolonial Hindia. Sekiranya ada orang Jawa yang menguasainya sebagai subjek, mampu melepaskan diri dari cengkraman pewayangan itu sendiri, jalannya masih jauh untuk dapat merombak dirinya. Alam wayang ini satu bangunan tersendiri yang tidak dapat disentuh oleh gagasan-gagasan modern. Apakah manusia Jawa itu Kristen, apakah dia Islam, apakah dia tak beragama, mereka semua terhisap kedalamnya sebagaimana dirumuskan oleh Prapanca dan Tantular."
-- Tuan L., halaman 141


"Dan apa yang ada dalam kenyataan hanya yang kuatlah yang berhak menentukan hidup, dan segalanya. Bahwa yang kuat yang berhak menentukan mana benar dan mana salah, mana yang adil dan mana yang lalim, mana yang baik dan mana yang buruk. Siapa kuat, dia boleh lakukan segala-galanya sampai datang yang lebih kuat membatasi geraknya atau menindasnya sama sekali. Maka kehidupan kolonial bukanlah kehidupan Eropa demokratis. Kehidupan kolonial hanya harus mengabdi pada yang kuat dan lebih kuat, yakni kekuasaan kolonial itu sendiri."
-- Jacques Pangemanann, halaman 188


"Dalam tigaratus tahun sejarahnya di Hindia, Belanda telah membuat piramida dari mayat Pribumi, dan itulah tahtanya."
-- Jacques Pangemanann, halaman 188


"Tak ada yang lebih baik daripada persahabatan yang ikhlas, teman-temanku yang kukasihi. Terimakasih atas kebaikan kalian. Tak ada manusia hidup tanpa persahabatan dan kebaikan, karena yang bukan demikian bukan manusia. Selamat tinggal semua yang tersayang dan tercinta."
-- Jacques Pangemanann, halaman 195


"Bertindak terhadap perorangan dan terhadap massa membutuhkan pengertian dan cara yang berlain-lainan, Tuan. Massa lebih mudah dihasut dan digerakkan, tergantung pada kualitas pimpinannya."
-- Jacques Pangemanann, halaman 200


"Sejak runtuhnya Majapahit sampai sekarang, bangsa ini tidak pernah lagi bisa membuat peninggalan untuk umat manusia, juga tidak dirinya sendiri."
-- Jacques Pangemanann, halaman 207


"Kesamaan gaji tidak bisa diperoleh tanpa perjuangan. Perjuangan tidak bisa berjalan tanpa organisasi -- organisasi yang berani, cerdas dan berwatak."
-- Douwager, halaman 233


"Jaman ini jaman kejayaan imperialisme, jaman kemenangan bagi yang kuat. Sepandai-pandainya orang biarpun segudang ilmunya, dia harus mengabdi kepada yang kuat, yang jaya."
-- Jacques Pangemanann, halaman 259


"Mereka berorganisasi karena demam, bukan karena kebutuhan."
-- Jacques Pangemanann, halaman 288


"Pandai bicara adalah juga satu syarat dalam kehidupan diantara orang banyak yang berbeda-beda kepentingan dan perhatiannya."
-- Jacques Pangemanann, halaman 298



"Orang menjadi besar karena tindakannya besar, pikirannya besar, jiwanya besar."
-- Catatan Minke, halaman 313


"Jangan jadi kuli mereka. Jangan bikin mereka jadi lebih kaya dan lebih berkuasa karena keringatmu. Rebut ilmu-pengetahuan dari mereka sampai kau sama pandai dengan mereka. Pergunakan ilmumu itu kemudian untuk menuntun bangsamu ke luar dari kegelapan yang tiada habis-habisnya ini."
-- Pesan Minke ke Wardi, halaman 340


"Perampasan tanah dan lapangan hidup menyebabkan orang jadi patriotik, lebih dari itu, menjadi nasionalis dengan kemiripan Eropa."
-- Jacques Pangemanann, halaman 340


"Orang-orang kolonial di seluruh dunia sama saja: kebencian rasial merupakan pedoman hidup."
-- Jacques Pangemanann, halaman 363


"Dalam setiap kegiatan sosial selamanya ada kejahatan yang membonceng."
-- Jacques Pangemanann, halaman 399


"Anak-anak, aku sering membawa kalian ke alam terbuka dengan hanya satu tujuan agar kalian mengenal tanahair kalian sendiri, karena memang disitulah kalian kelak akan hidup dan berkembang. Cintailah alam sekelilingmu, karena semua itu adalah milikmu sendiri. Aku akan sangat bersenanghati bila ada salah seorang diantara kalian sungguh-sungguh mencintainya, dan mengerti, bahwa semua itu adalah milik kalian sendiri."
-- Siti Soendari, halaman 409



"Dari semua kegiatan Pribumi itu, ternyata yang dianggap mahkota kegiatan adalah jurnalistik. Dan barang tentu bukan jurnalistik sebagaimana dikenal oleh Eropa, tapi menulis di koran atau majalah dengan nama terpampang, baik nama benar, nama pena atau inisial. Gejala baru ini langsung berasal dari Raden Mas Minke. Ia pernah mengatakan pada salah seorang temannya: orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Ucapan lain dari si Gadis Jepara: menulis adalah bekerja untuk keabadian. Dan jurnalistik gaya Hindia merupakan perpaduan alamiah dari gerakan Pribumi untuk kepemimpinan dan keabadian."
-- Jacques Pangemanann, halaman 473


"Kalau pada suatu kali bertemu dengan seorang Jawa yang terpelajar, cobalah ajak dia bicara tentang keris, wayang, puji-pujian ketinggian gamelan dan tarinya, kata Tuan L. selanjutnya, pujilah ketinggian filsafatnya, kebatinannya. Kalau dia menjadi antusias dan membenarkan puji-pujian Tuan, dia tidak akan mencapai sesuatu apa pun dengan keterpelajarannya. Pada akhirnya setiap kemenangan adalah kemenangan filsafat, pandangan dan sikap batin terhadap manusia, diri sendiri, masyarakat dan alamnya. Jawa terus menerus kalah. Kalau dia termakan oleh puji-pujian itu sebenarnya dia tidak tahu apa-apa tentang apa yang terjadi di dunia selama ini. Orang itu akan kalah pada ujian yang pertama-tama. Kalau Tuan mempelajari sejarah Jawa, terlalu sedikit pemimpin-pemimpin itu yang mati di medan perang karena membela pendirian filsafatnya. Semua goyah, menyerah pada Belanda, dan dengan demikian juga mengakui keunggulan Eropa, filsafat Eropa, bukan hanya ilmu dan pengetahuan."
-- Jacques Pangemanann, halaman 550


"Sejak jaman nabi sampai kini, tak ada manusia yang bisa terbebas dari kekuasaan sesamanya, kecuali mereka yang tersisihkan karena gila. Bahkan pertama-tama mereka yang membuang diri, seorang diri ditengah-tengah hutan atau samudra masih membawa padanya sisa-sisa kekuasaan sesamanya. Dan selama ada yang diperintah dan memerintah, dikuasai dan menguasai, orang berpolitik. Selama orang berada ditengah-tengah masyarakatnya, betapapun kecil masyarakat itu, dia berorganisasi."
-- Minke, halaman 563

House of Glass
Sampul Depan Novel Rumah Kaca versi Bahasa Inggris


"Kita harus menerima kenyataan, tapi menerima kenyataan saja adalah pekerjaan manusia yang tak mampu lagi berkembang, karena manusia juga bisa membikin kenyataan-kenyataan baru. Kalau tak ada orang mau membikin kenyataan-kenyataan baru, maka kemajuan sebagai kata dan makna sepatutnya dihapuskan dari kamus umat manusia."
-- Minke, halaman 585


"Bagaimana pun masih baik dan masih beruntung pemimpin yang dilupakan oleh pengikut daripada seorang penipu yang jadi pemimpin yang berhasil mendapat banyak pengikut."
-- Jacques Pangemanann, halaman 594


"Pada akhirnya persoalan hidup adalah persoalan menunda mati, biarpun orang-orang yang bijaksana lebih suka mati sekali daripada berkali-kali."
-- Jacques Pangemanann, halaman 595


"Betapa bedanya bangsa-bangsa Hindia ini dari bangsa Eropa, terutama Perancis. Di Perancis setiap orang yang memberikan sesuatu yang baru pada umat manusia dengan sendirinya mendapat tempat yang selayaknya di dunia dan di dalam sejarahnya. Di Hindia, pada bangsa-bangsa Hindia, nampaknya setiap orang takut tak mendapat tempat dan berebutan untuk menguasainya."
-- Jacques Pangemanann, halaman 602


"Gairah kerja adalah pertanda daya hidup. Selama orang masih suka bekerja, dia masih suka hidup; dan selama orang tidak suka bekerja sebenarnya ia sedang berjabatan tangan dengan maut."
-- Jacques Pangemanann, halaman 617


***
End.

Untuk yang membutuhkan versi word dan pdf, silahkan kontak kami ya :)

Minggu, 31 Desember 2017

Kutipan: Jejak Langkah (Tetralogi Buru)

Jejak Langkah
Pramoedya Ananta Toer
Lentera Dipantara
Cetakan 9, Februari 2012

Sampul Depan Novel Jejak Langkah
Buku ke-3 dari Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer
(sumber gambar: goodreads)



"Aku datang untuk jaya, besar, dan sukses."
-- Minke, halaman 1


"Barangsiapa memerlukan pertolongan, dia tempatkan diri dalam keadaan takluk tergantung-gantung pada orang lain."
-- Minke, halaman 2


"Ilmu pengetahuan, Tuan-tuan, betapa pun tingginya, dia tidak berpribadi. Sehebat-hebatnya mesin, dibikin oleh sehebat-hebat manusia -- dia pun tidak berpribadi. Tetapi sesederhana-sederhana cerita yang ditulis, dia mewakili pribadi individu atau malahan bisa juga bangsanya."
-- Ir. H. Van Kollewijn, halaman 41


"Setiap hak yang berlebihan adalah penindasan."
-- Surat Kartini, halaman 106


"Banyak-banyak berprihatin agar luhur kemudian."
-- Bunda, halaman 143


"...usia empat puluh adalah sebaik-baik usia. Pada umur itu orang mulai menengok-nengok ke belakang dan bertanya pada diri sendiri: apakah telah kau berikan pada kehidupan ini, hei, kau manusia terpelajar?"
-- Pidato Dokterdjawa, halaman 182


"Seorang dokter bukan hanya menyembuhkan penyakit pada badan, juga membangkitkan jiwa bangsa yang mendam ketidaktahuan."
-- Pidato Dokterdjawa, halaman 188

Pramoedya Ananta Toer


"...tak ada satria lahir, tumbuh dan perkasa tanpa ujian."
-- Minke mengutip ajaran nenek moyang Jepang, halaman 201


"Tak mungkin orang dapat mencintai negeri dan bangsanya, kalau orang tak mengenal kertas-kertas tentangnya. Kalau dia tak mengenal sejarahnya. Apalagi kalau tak pernah berbuat sesuatu kebajika untuknya."
-- Ang San Mei, halaman 262


"...peduli amat keturunan siapa seseorang? Yang jadi ukuran tetap perbuatannya sebagai probadi pada sesamanya."
-- Minke, halaman 289


"Cara priyayi. Seperti kata gadis Jepara itu: sekali seorang Bupati melakukan sesuatu, bawahannya akan meniru. Sedang Bupati hanya meniru Belanda residennya. Meniru atasan jadi pola kebajikan. Tak peduli atasan itu iblis atau hantu dari neraka yang belum terdaftar. Dengan meniru atasan orang semakin mengurangi tanggungjawab pribadi, yang memang sudah kurang dari hanya pas-pasan."

-- Minke, halaman 296


"Apa? Siapa tidak percaya kau memulai dengan hati yang bersih dan kemauan baik? Kau kira itu saja cukup? Hati bersih dan kemauan baik, dan kemampuan melaksanakannya, justru yang dicari para bandit. Hati bersih dan kemauan baik, dan kemampuan melaksanakannya belum mencukupi, Nyo, Nak. Belum, masih jauh. Dalam kenyataannya sampai sekarang ini apa kurang banyak orang menggunakan Jesus untuk menindas? Waspdalah."
-- Nyai Ontosoroh, halaman 297


".... Bantuan keuangan? Bangsa-bangsa di Hindia tidak pernah tidak korup. Mereka korup sudah sejak dunia pikirannya, dari dukun sampai pedagangnya, dari petani sampai rajanya. Mereka tidak mengerti nilai uang. Mereka hanya tahu nilai hawa nafsunya sendiri."
-- Gubernur Jenderal Van Heutsz, halaman 327


"Cara berpikir pembunuh cuma satu jalur: bunuh yang tak membenarkan dirinya."
-- Minke, halaman 340


"Satu juta orang bodoh takkan bisa menggerakkan dan menjalankan satu formasi keretaapi. Tapi satu manusia modern dapat."
-- Gubernur Jenderal Van Heutsz, halaman 342



"Setiap permulaan memang sulit. Dengan memulai, setengah pekerjaan sudah selesai."
-- Gubernur Jenderal Van Heutsz, halaman 343


"Tak mengenal Hindia berarti juga takkan tahu apa harus diperbuat untuk Hindia."
-- Gubernur Jenderal Van Heutsz, halaman 344


"Dan memang pembesar butuh pendengar. Setiap pembesar begitu. Merasa berbobot kalau sudah ngomong, lebih berbobot lagi kalau tak mendengarkan orang lain."
-- Minke, halaman 344


"Menjawab puji-pujian selalu lebih sulit. Terhadap hinaan atau tantangan sebuah otomatis dalam diri akan menghasilkan segala macam tanggapan, sikap, tindakan, terkemas dalam sederetan kata. Yang ada dalam persediaan untuk pujian hanya satu jenis: terimakasih."
-- Minke, halaman 368


"Jangan Tuan terlalu percaya pada pendidikan sekolah. Seorang guru yang baik masih bisa melahirkan bandit yang sejahat-jahatnya, yang sama sekali tidak mengenal prinsip. Apalagi kalau guru itu sudah bandit pula pada dasarnya."
-- Hendrik Frischboten, halaman 378


"Kalau yang satu mulia, yang lain tidak, kira-kira yang satu sudah merampas kemuliaan yang lain."
-- Minke, halaman 409


"Tak ada kekeliruan yang tak dapat diperbaiki."
-- Minke, halaman 411


"Kalau kau menyederhanakan hidup dengan menjabat jadi dokter Gubermen mungkin di rumah sakit, mungkin di kapal, mungkin juga di tangsi, takkan seriuh ini pekerjaanmu. Kau telah memilih. 
-- Minke, halaman 414


" Orang-orang asing datang ke pulau kita dan pada menjadi kaya. Bukan karena kepintaran mereka, karena kebodohan orang kecil kita sendiri."
-- Seorang murid sekolah pangrehpraja di kongres Boedi Oetomo, halaman 419


"Salah itu sudah salah sejak dalam fikiran. Kalau keliru agak lain. Didalam pikiran benar, dalam pengerjaan tidak benar, itu keliru."
-- Hadji Moeloek, halaman 427

Footsteps
Sampul Depan Novel Jejak Langkah versi Bahasa Inggris


"Memang semakin jauh orang dari jabatan negeri, semakin bebas jiwanya, semakin bebas sepak-terjangnya, karena memang pikirannya lebih lincah, bisa produktif dan bisa kreatif, mempunyai lebih banyak inisiatif, tidak dibatasi dan dibayang-bayangi ketakutan akan dipecat dari jabatannya."
-- Douwager, halaman 465


"Setiap pandangan dan pendapat baru selalu memanggil lawan."
-- Douwager, halaman 469


"Bagi yang kehausan di gurun pasir setitik embun kotor pun akan diraih, bahkan fatamorgana pun akan diparani."
-- Minke, halaman 495


"Semua ditentukan oleh keadaan, bagaimana pun seseorang menghendaki yang lain. Yang di gurun pasir takkan menggunakan bahtera, yang di samudra takkan menggunakan onta."
-- Minke, halaman 511


"Perdagangan adalah jiwa negeri, Tuan. Biar negeri tandus, kering-kerontang seperti Arabia, kalau perdagangan berkembang subur, bangsanya bisa makmur juga. Biar negeri Tuan subur, kalau perdagangannya kembang-kempis, semua ikut kembang-kempis, bangsanya tetap miskin. Negeri-negeri kecil menjadi besar karena perdagangannya, dan negeri besar menjadi kecil karena menciut perdagangannya."
-- Sjeh Ahmad Badjened, halaman 519


"Pedagang orang paling giat diantara umat manusia ini, Tuan. Dia orang yang paling pintar. Orang menamainya juga saudagar, orang dengan seribu akal. Hanya orang bodoh bercita-cita jadi pegawai, karena memang akalnya mati. Lihat saja diriku ini. Jadi pegawai, kerjanya hanya disuruh-suruh seperti budak. Bukan kebetulan Nabi SAW pada mulanya juga pedagang. Pedagang mempunyai pengetahuan luas tentang ikhwal dan kebutuhan hidup, usaha dan hubungannya. Perdagangan membikin orang terbebas dari pangkat-pangkat, tak membeda-bedakan sesama manusia, apakah dia pembesar atau bawahan, bahkan budak pun. Pedagang berpikiran cepat. Mereka menghidupkan yang beku dan menggiatkan yang lumpuh."
-- Thamrin Mohammad Thabrie, halaman 520


"Siapa bisa membebaskan diri dari perdagangan? Tak seorang pun! Sejak dalam kandungan sampai tua renta menghadapi maut orang ikut serta dalam lalu-lintas perdagangan. Dari popok sampai kafan."
-- Minke, halaman 521


"Setiap sukses seseorang akan mempersatukan kaum dungu untuk menentang."
-- Minke, halaman 551


"Organisasi tidak boleh tergantung pada satu-dua orang."
-- Minke, halaman 566


"Kesimpulan salah memperosokkan."
-- Hendrik Frischboten, halaman 573


"Jangan kehilangan keseimbangan! Berseru-seru aku pada diri sendiri, memperingatkan. Dibalik setiap kehormatan mengintip kebinasaan. Dibalik hidup adalah maut. Dibalik kebesaran adalah kehancuran. Dibalik persatuan adalah perpecahan. Dibalik sembah adalah umpat. Maka jalan keselamatan adalah jalan tengah. Jangan terima kehormatan atau kebinasaan sepenuhnya. Jalan tengah--jalan ke arah kelestarian."
-- Minke, halaman 575


"...bukan darah, bukan keturunan, yang menentukan sukses-tidaknya seseorang dalam hidupnya, tetapi: pendidikan lingkungan dan keuletan. Bahwa sukses bukan hadiah cuma-cuma dari para dewa, dia hanya akibat kerja keras dan belajar."
-- Minke, halaman 576

"Keadilan adalah khas urusan manusia, bisa tegak hanya oleh manusia."
-- Minke, halaman 598


"Kau telah memulai, kau harus juga dapat mengakhiri."
-- Minke, halaman 597


"Bukankah uang itu soal mudah kalau kemauan ada?"
-- Minke, halaman 613


"Apa kalau mereka sangat berkuasa lantas dengan sendirinya benar dan segala perbuatannya tak boleh dibantah?"
-- Minke, halaman 626


"Perpecahan dalam satu organisasi adalah perkembangan wajar, tak dapat dielakkan dalam sejarah organisasi, kapan dan dimana pun."
-- Hendrik Frischboten, halaman 627


"Aku mengerti, Nak. Betapa kau mengimpi selama ini untuk menjadi dirimu sendiri. Rela kau ayahmu turun dari jabatan?"
"Tidak ada hubungan dengan sahaya, Bunda. Kalau ayahanda dipecat bukanlah karena sahaya. Bukan."
"Jadi karena siapa?"
"Karena beliau punya atasan yang berkuasa memecat.'
-- Percakapan Bunda dan Minke, halaman 634


" Memang, makin besar kemenangan, makin dekat orang pada kelenaan, dan kelenaan adalah pangkal tewas. Aku harus ambil separoh saja dari semua kemenangan ini."
-- Minke, halaman 702


"Keadaan sangat keras terhadap diriku. Selama itu aku pun keras terhadap keadaan. Tanggapilah semua juga dengan keras, agar tidurmu tidak terganggu oleh mimpi buruk."
-- Surat Minke ke istrinya, halaman 718



***
End.
Lanjut buku ke-4: Rumah Kaca

Untuk versi word atau pdf, silahkan kontak kami ya :)

Sabtu, 30 Desember 2017

Kutipan: Anak Semua Bangsa (Tetralogi Buru)

Anak Semua Bangsa
Pramoedya Ananta Toer
Lentera Dipantara
Cetakan 13, September 2011

Sampul Depan Novel Anak Semua Bangsa
Buku ke-2 dari Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer
(sumber gambar: goodreads)



"Barangsiapa tidak tahu bersetia pada azas, dia terbuka terhadap segala kejahatan: dijahati atau menjahati."
-- Nyai Ontosoroh, halaman 5


"Kalau hati dan pikiran manusia sudah tak mampu mencapai lagi, bukankah hanya pada Tuhan juga orang berseru?"
-- Robert Jan Dapperste, halaman 43


"Negeri Matari Terbit, Negeri Kaisar Meiji itu berseru pada perantauannya, menganjurkan: belajar berdiri sendiri! Jangan hanya jual tenaga pada siapapun! Ubah kedudukan kuli jadi pengusaha, biar kecil seperti apa pun; tak ada modal? Berserikat, bentuk modal! Belajar kerjasama! Bertekun dalam pekerjaan!"
-- Berita koran, halaman 59


"Penghinaan yang bodoh hanya akan memukul diri sendiri."
-- Jean Marais, halaman 62


"Jarak peradaban itu, berapa pun langkahnya, tidak penting. Bagaimana pun yang kuat akan menelan yang lemah. Biar pun yang kuat itu hanya kecil."
-- Marteen Nijman, halaman 69

Pramoedya Ananta Toer


"Kau Pribumi terpelajar! Kalau mereka itu, Pribumi itu, tidak terpelajar, kau harus bikin mereka jadi terpelajar. Kau harus, harus, harus, harus bicara pada mereka, dengan bahasa yang mereka tahu."
-- Jean Marais, halaman 72


"...mendapat upah karena menyenangkan orang lain yang tidak punya persangkutan dengan kata-hati sendiri, kan itu di dalam seni namanya pelacuran?"
-- Jean Marais, halaman 78



"Sepandai-pandai ahli yang berada dalam kekuasaan yang bodoh ikut juga jadi bodoh."
-- Khouw Ah Soe, halaman 88



"Kepercayaan itu justru kekuatan yang menggerakkan kami. Kami tak pernah dijajah oleh ras lain, kami takkan rela mendapatkan pengalaman demikian. Sebaliknya kami pun tak ada impian untuk menjajah ras lain. Itu kepercayaan. Orang tua-tua kami bilang: Di langit ada sorga, di bumi ada Hanchou, dan kami menambahkan: di hati ada kepercayaan."
-- Khouw Ah Soe, halaman 89



"Jangan remehkan satu orang, apalagi dua, karena satu pribadi pun mengandung dalam dirinya kemungkinan tanpa batas."
-- Nyai Ontosoroh, halaman 108



"Jangan agungkan Eropa sebagai keseluruhan. Dimana pun ada malaikat dan iblis. Dimana pun ada iblis bermuka malaikat, dan malaikat bermuka iblis. Dan satu yang tetap, Nak, abadi: yang kolonial, dia selalu iblis."
-- Nyai Ontosoroh, halaman 110



"Kau, Nak, paling sedikit harus bisa berteriak. Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh dikemudian hari."
-- Nyai Ontosoroh, halaman 112


"Dulu suatu bangsa bisa hidup aman di tengah-tengah padang pasir atau hutan. Sekarang tidak. Ilmu pengetahuan modern mengusik siapa saja dari keamanan dan kedamaiannya. Juga manusia sebagai makhluk sosial dan sebagai individu tidak lagi bisa merasa aman. Dia dikejar-kejar selalu, karena ilmu pengetahuan modern memberikan inspirasi dan nafsu untuk menguasai: alam dan manusia sekaligus. Tak ada kekuatan lain yang bisa menghentikan nafsu berkuasa ini kecuali ilmu pengetahuan itu sendiri yang lebih unggul, di tangan manusia yang lebih berbudi ...."
-- Khouw Ah Soe, halaman 123


"...sebesar-besar ampun adalah yang diminta seorang anak dari ibunya, sebesar-besar dosa adalah dosa anak kepada ibunya."
-- Robert Mellema, halaman 130


"Untuk apa hidup sesungguhnya? Bukan untuk menampung semua yang tidak diperlukan."
-- Nyai Ontosoroh, halaman 148


"Apa artinya pandai kalau tak berbahagia di rumah sendiri? Belajar bekerja juga penting -- belajar membangun kehidupan sendiri. Sekolahan kan cuma, penyempurna saja?"
-- Jean Marais, halaman 150


"...Kartini pernah mengatakan: mengarang adalah bekerja untuk keabadian? Kalau sumbernya abadi, bisa jadi karangan itu menjadi abadi juga."
-- Kommer, halaman 162


"Dan untuk kesekian kalinya terpikir olehku: lulus H.B.S. ternyata hanya makin membikin orang tahu tentang ketidaktahuan sendiri. Maka kau harus belajar berendahhati, Minke! Kau, lulusan H.B.S.! sekolahmu itu belum lagi apa-apa ...."
-- Minke, halaman 163



"Tak mungkin bisa mendekati orang tanpa terlebih dahulu menghampiri hatinya."
-- Minke, halaman 236


"Kehidupan ini seimbang, Tuan. Barangsiapa hanya memandang pada keceriaannya saja, dia orang gila. Barangsiapa memandang pada penderitaannya saja, dia sakit."
-- Kommer, halaman 265



"...Ia melihat semua orang yang menderita sebagai sahabatnya, semua ketidakadilan sebagai musuhnya. Tidak seharusnya orang mesti melihat keceriaan dan derita sebagai satu keseimbangan. Kan kehidupan lebih nyata daripada pendapat siapa pun tentang kenyataan?"
-- Nyai Ontosoroh, halaman 266


"...pidato dalam tulisan adalah seburuk-buruknya tulisan."
-- Kommer, halaman 269


"Kritik boleh ditangkis, tapi harus didengarkan dulu, direnungkan, kalau perlu tidak ditangkis dan diterima sebagai saran. Orang tak perlu marah mendapatkan kritik."
-- Kommer, halaman 270

Child of All Nations
Sampul Depan Novel Anak Semua Bangsa versi Bahasa Inggris



"Pengarang yang baik, Tuan Minke, seyogyanya dapat memberikan kegembiraan pada pembacanya, bukan kegembiraan palsu, memberikan kepercayaan, hidup ini indah. Jangan pembaca itu dijejal dengan penderitaan tanpa kepercayaan bahwa, seberat-berat penderitaan juga bisa dilawan, dan begitu dilalui bukan saja hilang bobotnya sebagai penderitaan, malah terasa sebagai lelucon. Berilah harapan pada pembaca Tuan."
-- Kommer, halaman 270


"Dengan hanya memandang manusia pada satu sisi, orang akan kehilangan sisinya yang lain."
-- Kommer, halaman 272


"...menulis bukan hanya untuk memburu kepuasan pribadi. Menulis harus juga mengisi hidup."
"Jean Marais, halaman 280


"Konsepsi yang salah bisa menganak-biakkan banyak kesalahan."
-- Marteen Nijman, halaman 287


"Orang bisa percaya pada segala yang tidak benar. Sejarah adalah sejarah pembebasan dari kepercayaan tidak benar, perjuangan melawan kebodohan, ketidaktahuan."
-- Marteen Nijman, halaman 289


"Lihat kapal itu, juga milik K.P.M., modal Sri Ratu juga ada di dalamnya. Seperti pada kapal ini. Semua dibikin oleh tukang dan insinyur pandai. Mesin-mesinnya dibikin oleh penemu-penemu mahapandai. Tapi semua itu milik sang modal. Yang tak bermodal hanya akan jadi kuli, tidak lebih, biar kepandaiannya setinggi langit, lebih pandai daripada dewa-dewa Yunani dan Romawi sekaligus ...."
-- Ter Haar, halaman 416



"Manusia tetap yang dulu juga, ruwet dan pusing dengan nafsunya yang sama dan itu-itu juga, seperti di jaman wayang dulu."
-- Minke, halaman 436


"Hanya dari jerih payah sendiri orang bisa merasai kebahagiaan."
-- Robert Mellema, halaman 448


"Dalam pelik-pelik kehidupan ini, memang apa yang pernah kau pelajari di sekolah hanya permainan kanak-kanak. Kau sudah cukup dewasa, untuk mengerti hukum serigala yang berlaku dalam kehidupan, di antara mereka, juga di antara kita sendiri. Sebentar lagi kau akan lihat, apa yang kukatakan ini tidak meleset dan tidak akan meleset."
-- Nyai Ontosoroh, halaman 462



"Sahabat dalam kesulitan adalah sahabat dalam segala-galanya. Jangan sepelekan persahabatan. Kehebatannya lebih besar daripada panasnya permusuhan."
-- Nyai Ontosoroh, halaman 484


"Meniru apa saja yang baik dan bermanfaat justru tanda-tanda kemajuan, bukan suatu nista seperti diejekkan oleh beberapa pendapat kolonial. Semua pribadi dan bangsa memulai dengan meniru sebelum dapat berdiri sendiri."
-- Minke, halaman 487


"Semua yang terjadi di kolong langit adalah urusan setiap orang yang berpikir."
-- Kommer, halaman 522



***
End.
Lanjut buku ke-3: Jejak Langkah

Untuk versi word atau pdf, silahkan kontak kami ya :)